Elang Bonelli di Indonesia: Alien Species?

Elang bonelli mungkin terdengar umum di daratan eropa namun hal yang sama tidak bisa dikatakan di Asia, terlebih Asia Tenggara. Pun, saya baru mendengar burung pemangsa ini setelah disematkan dalam satu percakapan mengenai elang flores. Hal ini menjadi menarik ketika studi pustaka lebih lanjut saya lakukan dan mengetahui bahwa elang bonelli ini memiliki populasi yang terisolasi di Indonesia khususnya daratan sunda kecil bahkan jika dilihat pada range map  pada website eBird, sebuah website database pengamatan burung berbasis citizen science, terpampang jelas  terpisahnya populasi ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan, masa sih?

Range map elang bonelli pada website eBird. Image provided eBird 2024

Raptor ini termasuk ke dalam famili Accipitridae dengan binomial nomenklatur Aquila fasciata. Elang bonelli memiliki ciri fisik tubuh bagian atas berwarna cokelat tua dengan bercak putih di punggung. Tubuh bagian bawah berwarna putih dengan garis-garis tipis, ekor abu-abu dengan pita subterminal yang lebar. Meskipun merupakan burung monomorphic atau tidak menunjukan perbedaan mencolok antara jantan dan betina secara morfologi, betina dapat dibedakan melalui ukuran tubuh yang lebih besar dan warna yang lebih cerah dengan lebih banyak garis dan bintik hitam, sedangkan remaja bertubuh merah kecokelatan tanpa pita subterminal di ujung ekor.


Elang bonelli adult (kiri) dan juvenile (kanan). Foto: Peter Arras (kiri) dan Ahmed waheed (kanan). Image provided eBird

Elang bonelli umumnya ditemukan di hutan tropis yang lembab mulai dari 0-2000 mdpl dengan habitat antara lain semak belukar, hutan konifer, lahan pertanian, dan habitat bebatuan. Semak belukar menjadi habitat utama sebagai tempat mencari makan atau berburu. Sementara, perilaku khas cliff-nesting yang dimiliki menjadikan singkapan berbatu atau tebing digunakan elang bonelli untuk bersarang dan berbiak. Secara geografis, elang bonelli tersebar luas mulai dari Kawasan Mediterania, Eropa, Afrika, China, dan Asia Tenggara (Myanmar, Vietnam, Thailand, Indonesia). Kantong populasi elang bonelli di Indonesia berjarak lebih dari 3000 km dari kantong populasi terdekat di wilayah Asia (Vietnam). Hal tersebut berimplikasi terhadap pemisahan elang bonelli di Indonesia sebagai spesies lokal atau subspesies Aquila f. renschi semata-mata hanya karena persebarannya. Studi dengan pendekatan molekular menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara individu di eropa dan sunda kecil memunculkan dugaan bahwa elang bonelli yang ada di Indonesia merupakan hasil kolonisasi atau bawaan bangsa eropa pada masa penjajahan.

Elang bonelli ras renschi. Foto: dbeadle (inaturalist.org)

Diluar isu pemisahan spesies ataupun asal muasalnya, terdapat isu lain yang harus menjadi perhatian.  Beberapa dekade ke belakang elang bonelli telah mengalami penurunan populasi terparah dari semua burung pemangsa dengan populasi dibawah 1000 pasang sehingga status kepunahannya dikaji secara regional. Sempat memiliki status endangered di beberapa region eropa mendorong dilakukannya riset dan aksi konservasi untuk kembali memulihkan populasi dari elang bonelli. Ancaman yang dihadapi elang bonelli diantaranya perubahan tutupan lahan, terutama menjadi wilayah urban karena catatan kematian akibat elektrokusi cukup tinggi, diikuti dengan perburuan, dan hilangnya habitat. Melihat tren pembangunan di Indonesia yang kian meninggi, tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan terjadi pada elang bonelli di Indonesia jika urbanisasi tidak diikuti dengan prinsip keberlanjutan khususnya di preservasi habitat satwa. Tempat bersarang, mencari makan, jalur lintas, tempat beristirahat satwa sudah harus dipertimbangkan dalam pembangunan terutama untuk spesies-spesies tertentu seperti apex predator sebagai puncak rantai makanan atau spesies penyebar biji karena mereka mempunyai peran penting sebagai penyeimbang ekosistem dan juga regenerasi habitat. Oleh karena itu, diperlukan seruan dan pemikiran konservasi dalam segala aspek kehidupan agar manusia dan semua makhluk hidup di dunia dapat saling berkompromi dan berjalan beriringan.

Uni Konservasi Fauna

Selamatkan Fauna Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *