Pameran Konservasi: Peringatan 100 Tahun Konservasi di Indonesia

                    Sejarah konservasi bermula pada tahun 1912 saat didirikannya Nederlands Indische Vereniging tot Natuur Bescherming (perhimpunan Perlindungan Alam Hindia Belanda) oleh Dr. S.H. Koorders dkk.  Kemudian, pada 1913 perhimpunan ini berhasil menunjuk 12 kawasan yang perlu dilindungi di Pulau Jawa.  Tahun ini adalah tepat 1 abad atau 100 tahun dari awal pergerakan konservasi di indonesia. Peringatan 100 tahun konservasi pada tahun ini  dimeriahkan dengan menyelenggarakan kegiatan yang berupa pameran konservasi.

            Pameran konservasi adalah bentuk kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap upaya-upaya konservasi yang berlangsung di Indonesia. Secara khusus dalam acara ini juga memberikan pengetahuan khusus mengenai raptor migran kepada masyarakat umum. Acara ini diadakan sebagai bentuk kepedulian dan upaya penyadartahuan masyarakat mengenai konservasi.

                     Pameran ini diselenggarakan oleh Uni Konservasi Fauna-IPB yang didukung oleh PHKA subdit PJLKKHL. Kegiatan ini dihadiri penggiat konservasi dari kalangan mahasiswa yaitu kelompok Biologi-Universitas Negeri Jakarta, lawalata-IPB, Kehutanan Universitas Nusa Bangsa. Beberapa LSM Nasional maupun Internasional seperti Forum Harimau Kita, Raptor Indonesia (RAIN), Suaka Elang, Raptor Conservation Society, International Animal Rescue, Wildlife Conservation Society dan Wetland juga turut serta meramaikan pameran. Dari sisi pemerintahan diisi oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan dari perusahaan PT Agromas juga menjadi pengisi pameran.

                     Pameran ini diadakan di bukit gantole-puncak yang merupakan lokasi wisata milik PT Agro Mas, tepatnya di parkiran mobil. Di lokasi tersebut memang diperuntukkan sebagai titik awal kegiatan paralayang dan gantole, selain itu juga menawarkan pemandangan cukup menarik dan lanskap Bogor dari atas. Gantole puncak juga menjadi referensi tempat untuk melakukan kegiatan monitoring burung migran.

                     Kegiatan pameran dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 12-14 Oktober 2012. Hari pertama, Jumat, dipersiapkan untuk dekorasi dan pemasangan tenda. Kegiatan pameran mulai dibuka pada hari sabtu dan berakhir hari minggu sore.  Dua hari tersebut menjadi referensi waktu dengan tingkat pengunjung yang tinggi karena merupakan hari libur. Kebanyakan para remaja berpasangan yang mengunjungi lokasi tersebut, tidak jarang juga rombongan keluarga berkunjung kesana.

Acara ini dinilai berhasil dan sukses, dilihat dari animo pengunjung yang ramai selama 2 hari diselenggarakan. Pemberian informasi secara visual melalui poster, banner dan spanduk dapat secara sekilas memberikan gambaran tentang satwa-satwa yang dilindungi dan keadaannya sekarang di indonesia. Pengunjung juga berinteraksi secara langsung dengan pengisi stand pameran sehingga informasi dapat disalurkan lebih banyak untuk para pengunjung mengenai konservasi dan upaya-upayanya. Para pengunjung juga cukup senang dengan diselenggarakannya kegiatan pameran ini, terbukti dari testimoni yang kami fasilitasi untuk para pengunjung. Dari para pengisi stand pun menanggapi dengan apresiasi yang tinggi atas kegiatan ini dan berharap diadakan kembali untuk yang akan datang.

                 Obrolan warung kopi juga tak kalah menarik untuk diikuti oleh para pengunjung dan pengisi stand. Dengan suasana warung kopi yang santai memang didesain agar materi-materi obrolan dapat lebih mudah dipahami oleh para pengunjung yang hadir. Kopi, teh, dan cemilan gratis ditawarkan untuk menarik pengunjung agar ikut berpartisipasi dalam obrolan warung kopi tersebut. Hari pertama obrolan warung kopi mendiskusikan mengenai raptor, kita dan konservasi yang disampaikan oleh kang adam dari seorang anggota komisi konservasi dari Raptor Research Foundation. Ditambah lagi oleh mas koeswandono yang bekerja di PJLKKHL di bogor. Hari kedua dihaidir pembicara dari bu Syartinilia dari Arsitektur lanscape dan kang Usep Suparman dari RCS. Ibu Syartinilia membahas mengenai perilaku salah satu burung migran yaitu sikep madu asia (Oriental Honey Buzzard), sedangkan Kang Usep membahas mengenai ekowisata berbasis raptor. Pada malam hari, sebagai rangkaian acara pameran diadakan pemutaran film-film mengenai raptor dan lingkungan secara umum dan film dokumenter mengenai satwaliar.

 

Tim 6 UKF

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *