Beautiful Plants For Your Interior


Setiap tahun, burung pemangsa atau dikenal dengan sebutan raptor yang berada di belahan bumi utara melakukan perjalanan dari satu kawasan satu ke kawasan yang lain (migrasi). Tujuan raptor menempuh perjalanan ribuan hingga ratusan ribu kilometer adalah untuk menghindari musin dingin, mencari makanan, berkembangbiak, dan untuk survive. Siklus migrasi raptor dimulai dari akhir September hingga awal Desember, dan puncaknya terjadi pada bulan Oktober.
Migrasi raptor menjadi momen yang ditunggu bagi siapapun yang tertarik terhadap konservasi burung, khususnya konservasi burung pemangsa. Lokasi pengamatan migrasi raptor di Bogor yang cukup terkenal berada di kawasan Paralayang Puncak, Bogor, Jawa Barat. Namun atas motivasi sederhana yaitu ingin mengetahui lokasi pengamatan jalur migrasi raptor di Bogor selain di Kawasan Puncak, Rabu, 20 Oktober 2021, saya Akbar (UKF-18), Kak Prima (UKF-17), Kak Ainin (UKF-17), dan Balqis (UKF-18), melakukan survei pencarian.
Mempertimbangkan berbagai kriteria lokasi pengamatan migrasi raptor seperti lokasi yang terbuka, ketinggian, potensi tempat beristirahat, dan sumber pakan menjadi perbincangan pertama kami sebelum keberangkatan. Kak Prima menyampaikan bahwa terdapat sebuah lokasi pengamatan di dekat tempat ia mengajar sebagai volunteer di Sekolah Kecil Rimbawan di Dusun Muara, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Perjalanan di tempuh selama kurang lebih satu jam dari sebuah warung milik Pak Uci di Desa Cibunan menuju lokasi dengan berjalanan kaki. Setelah mengecek di Google Maps, kami berada di Kawasan PT Indonesia Power, Purwabakti, Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.
Niat baik memang tidak selalu diterima dengan hal baik, namun kami percaya akan berkakhir dengan akhiran yang baik. Sekitar kurang lebih 4 jam kami menunggu kehadiran pengembara bumi belahan utara melintas, kami tak kunjung menemukan tanda-tanda kemunculan mereka. Entah faktor apa yang menyebabkan mereka tidak melintasi kawasan ini, mungkin ini bisa menjadi penelitian lanjutan yang menarik. Rasa kecewa tersebut sedikit terobati dengan munculnya elang ular bido (Spilornis cheela) yang sedang soaring sangat dekat dari tempat kami duduk.
Rasa penasaran akan lokasi jalur lintas pengembara bumi belahan utara masih tetap ada, kami akan mencoba mencari di lokasi potensial lainnya sampai rasa penasaran tersebut terbayarkan.

Uni Konservasi Fauna
– SELAMATKAN FAUNA INDONESIA –