Pengamatan: Cara Anak UKF Membakar Lemak Rendang Dan Opor Ayam
Tak terasa Hari Raya Idul Fitri 2022 tinggal menghitung hari. Libur panjang pun akan segera tiba yang mengharuskan saya meninggalkan kampus ini dan kembali ke rumah orang tua saya di Tangerang. Walaupun dekat dari Bogor, ternyata saya sudah lama tidak pulang haha. Jangan ditiru ya sahabat, pulanglah selagi bisa pulang selagi masih memiliki orang tua… anjay! Tak lama saya di rumah, keluarga saya pun berencana akan berangkat mudik ke kampung halaman orang tua saya. Sudah 2 tahun lama nya kami tidak merayakan Lebaran di kampung halaman karena adanya larangan mudik akibat pandemi Covid-19. H-2 Lebaran kami berangkat menuju kampung halaman ayah saya terlebih dahulu, yaitu Kuningan, Jawa Barat. Cukup lama kami di jalan karena sempat terkena macet di Tol Jakarta-Cikampek. Kami pun akhirnya tiba di Kuningan dan beristirahat. Keesokan harinya setelah sahur bersama, saya merasa tidak mengantuk dan bosan. Akhirnya saya ide untuk iseng pengamatan dan memotret satwa liar yang ada di sekitar rumah saudara saya yang kebetulan terdapat hamparan sawah yang luas.
Saya meminjam motor saudara saya untuk pergi ke hamparan sawah tersebut dan mencari spot yang enak untuk melakukan pengamatan dan memotret. Akhirnya saya menemukan sebuah saung kosong yang sepertinya biasa digunakan para petani untuk beristirahat setelah bertani. Saya pun duduk disana dan mempersiapkan kamera saya. Ketika sedang mempersiapkan kamera, mata saya tertuju ke arah matahari terbit. Ada sebuah garis dari arah matahari terbit yang terus memanjang ke bawah. Saya berpikir bahwa itu bintang jatuh, tapi kok pagi-pagi ya. Kayaknya kesiangan deh. Saya pun memotret dan merekam kejadian tersebut.

Seperti ini lah kira-kira wujudnya. Lanjut setelahnya saya mengamati sekitar. Saya melihat seperti ada yang bergerak dari ranting satu ke ranting lainnya. Saya pun mengamatinya secara seksama dan ternyata ada seekor burung. Awalnya saya belum mengetahui jenis burung tersebut. Saya pun mengambil kamera saya dan mulai memotretnya. Setelah berhasil dipotret dan saya lihat hasilnya ternyata burung madu sriganti (Nectarinia jugularis). Setelah itu saya melihat kembali ada yang bergerak di batang pohon dan ternyata ada seekor cekiber (Draco volans) yang sedang berjemur sepertinya. Saya pun memotret cekiber tersebut juga. Hingga pukul 07.30 WIB saya melihat ada burung gereja (Passer montanus), burung kutilang (Pycnonotus aurigaster), layang-layang batu (Hirundo tahitica), dan layang-layang loreng (Cecropis striolata). Ketika sedang memotret tiba-tiba saja ada warga sekitar yang mendatangi saya dan bertanya,
“Lahan siapa emang a yang mau dijual?”
Saya pun bingung maksudnya apa dan ternyata ia mengira bahwa saya sedang memotret sawah untuk dijadikan iklan lahan dijual. Ada-ada saja haha. Saya pun memutuskan untuk pindah tempat karena merasa bahwa satwa di sekitar situ sepi. Saya kembali ke motor saya dan menghidupkannya lalu pergi mencari lokasi lain namun masih di sekitar situ. Ketika sedang mencari lokasi lain saya mendengar suara burung cekakak jawa (Halcyon cyanoventris). Saya pun mengikuti dari mana asal suara itu. Ternyata dari sawah di seberang jalan. Saya pun mengendarai sepeda motor saya ke asal suara tersebut. Ketika jalan untuk sepeda motor sudah buntu saya pun mematikan motor saya dan turun. Lalu saya melanjutkan perjalanan saya dengan berjalan kaki. Tak jauh dari situ ternyata burung cekakak jawanya sedang bertengger di tiang bambu di tengah sawah yang sengaja ditancap oleh petani disitu entah untuk apa. Saya pun bergerak perlahan mendekatinya dan berusaha untuk memotretnya. Sekali dua kali jepretan dapet, namun ketika saya mempersiapkan tripod agar hasilnya lebih maksimal burung tersebut langsung kabur. Dalam hati pun ngedumel sendiri haha. Saya memutuskan untuk kembali ke motor dan berencana akan pulang karena matahari sudah terik sekali saat itu. Ketika akan menyalakan motor saya melihat ada pergerakan diantara padi. Saya pun mengikutinya dan ternyata sekelompok burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides). Setelah memotret burung bondol jawa tadi, saya memutuskan untuk pulang saja. Takut haus, nanti batal puasanya haha. Setelah sampai rumah, saya langsung memindahkan hasil foto tadi ke laptop saya dan segera istirahat. Alhamdulillah puasanya ga batal. Yang ini baru boleh ditiru sahabat.
Keesokan harinya ketika matahari sudah terbit saya keluar rumah untuk menghirup udara segar disana. Ketika sedang bersantai di depan rumah saya mendengar suara burung dari belakang rumah yang kebetulan belakang rumah tante saya ini ada sebuah sungai lumayan besar. Saya pun mendatangi suaranya dan ternyata burung cekakak sungai (Todiramphus chloris). Di sekitar sungainya juga ada burung perkutut jawa (Geopelia striata), burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides) dan bondol peking (Lonchura punctulata). Setelah cukup puasa, saya masuk rumah kembali.
Disini saya sudah memiliki janji dengan Mpeng dan juga Cak Her untuk melakukan pengamatan di Cemoro Kandang, Gn. Lawu. Namun ketika mendekati hari dimana kami janjian tiba-tiba saya Ica ingin ikut. Kami pun mempersilahkannya. Ketika hari janjian kami tiba, saya berangkat bersama Mpeng. Mpeng dari Ngawi menjemput saya terlebih dahulu sebelum ke Cemoro Kandang. Kami pun berangkat bersama. Ada hal lucu lagi ketika kami menuju ke Cemoro Kandang, yaitu motor yang kami gunakan tidak kuat untuk melalui jalanan menuju lokasi karena jalanan yang kami lalui menanjan lumayan curam sehingga kami pun harus ganti-gantian turun agar motor bisa naik. Belum juga pengamatan udah cape duluan kita haha. Ketika sudah sampai lokasi, Mpeng langsung menghubungi Cak Her karena sudah sampai duluan. Kami pun akhirnya bertemu dengan Cak Her dan Ica. Ternyata kami pengamatan di basecamp pendakian Gunung Lawu jalur Cemoro Kandang. Cukup ramai orang yang ingin mendaki Gunung Lawu saat itu.
Menurut Cak Her, disana merupakan spot pengamatan untuk burung anis sisik (Zoothera dauma) dan anis gunung (Turdus poliocephalus). Ternyata benar kata Cak Her, ketika saya sampai di basecamp pendakian burung anis sisik terlihat berada diantara orang-orang yang lalu lalang. Sepertinya burung ini sudah terhabituasi dengan keramaian manusia disana. Kami segera mempersiapkan kamera kami dan memotretnya. Burung tersebut bersolek bak sebagai model yang berada catwalk ketika kami memotretnya. Sudah cukup puas dengan memotretnya kami melanjutkan kembali pengamatan. Kami pengamatan dengan mengikuti jalur pendakian. Sepi sekali pada pagi itu, kami tidak menemukan apa-apa. Kami pun istirahat sebentar untuk membakar rokok dan minum. Setelah habis sebatang kami turun kembali ke basecamp pendakian. Kami duduk di tempat duduk yang sudah tersedia sembari melihat sekeliling melakukan pengamatan. Tiba-tiba saja terdengar suara burung yang dari suaranya terdengar sangat dekat. Kami mencari asal suara tersebut dan ternyata berasal dari dalam semak-semak. Kami menunggu burung tersebut keluar,sempat terlihat wujudnya sebentar namun setelah itu menghilang kembali. Menurut Cak Her, burung tersebut kemungkinan burung anis gunung. Lama kami menunggunya tidak keluar juga. Gagal deh dapat fotonya. Sekitar pukul 11.00 WIB kami pun menyudahi pengamatan pada hari itu.
Hari-hari di kampung halaman ibu berjalan seperti biasanya. Hampir tiap pagi saya ke belakang rumah hanya untuk melihat-lihat burung yang ada disana. Masih sama seperti sebelumnya yaitu burung cekakak sungai, bondol jawa, dan bondol peking. Setelah beberapa hari kami kembali ke kampung halaman ayah saya yaitu Kuningan, Jawa Barat. Setelah kembali melewati macet-macetan kami sampai di rumah saudara saya yang ada di Kuningan. Disana kami hanya singgah 2 hari sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Tangerang.
Sehari sebelum kembali ke Tangerang saya melakukan pengamatan pagi kembali namun di lokasi yang berbeda dari sebelumnya. Saya berkeliling mencari lokasi yang memungkinkan banyak satwanya. Namun saya terhenti ketika mendengar suara burung cekakak yang seperti bersaut-sautan. Saya melihat sebuah pohon besar dan benar saja terdapat banyak burung cekakak sungai kira-kira berjumlah 5 ekor yang saling gantian bertengger di batang pohonnya. Saya pun berusaha memotretnya, namun karena jaraknya yang sangat jauh dan burungnya tidak bisa diam maka hasilnya tidak memuaskan. Huh. Saya pun melanjutkan pengamatan kembali dan mendengar kembali suara burung yang pernah saya dengar namun jarang. Saya pun mencarinya dan ternyata sumbernya dari sebuah pohon yang tidak terlalu besar. Saya pun segera memotretnya dan melihat hasilnya. Ternyata burung takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala). Saat ingin memotretnya kembali burung tersebut sudah terlanjur terbang lagi. Saya beristirahat untuk membakar rokok saya dan sedikit bersantai. Saat sedang merokok saya melihat seekor burung bubut yang saya tidak tahu jenis pastinya apa terbang menjauh. Ternyata dia dari tadi ada di dekat saya, namun di dalam semak sehingga saya tidak mengetahui keberadaannya. Setelah itu saya memutuskan untuk pulang ke rumah. Di perjalanan pulang saya melihat seekor burung tekukur biasa (Spilopelia chinensis) terbang dan hinggap di batang pohon. Akhirnya sampai juga di rumah. Langsung memindahkan hasil foto dan istirahat. Pesan dari saya untuk sahabat semuanya yaitu manfaatkan waktu yang ada untuk belajar dan eksplorasi lebih. Dalam hal ini saya menggunakan waktu saya untuk eksplorasi daerah yang sebelumnya saya belum pernah lakukan pengamatan sebelumya sehingga ada kemungkinan saya menemukan satwa yang sebelumnya belum pernah saya lihat. Itung-itung olahraga juga buat bakar lemak rendang sama opor ayam kemarin. Mungkin hanya segitu cerita tentang pengalaman pengamatan di kampung halaman yang dapat saya ceritakan. Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca cerita sederhana saya ini. Mohon maaf apabila ada ketidak jelasan dalam cerita ini, bisa kasih komentar untuk masukan dalam penulisan cerita ini. Jangan lupa di like dan di bookmark web ini biar bisa baca terus cerita dari saya dan teman-teman lainnya. Sampai jumpa di cerita selanjutnya! Kalo mau liat hasil foto satwa saya bisa dicek di www.inaturalist.org/people/dewangrh walaupun belum diupload tapi staytune aja!