Beautiful Plants For Your Interior
Pentingnya Kecerdasan Naturalis, Sudahkah Cerdaskah anda? Ini Cara Tahunya!
oleh: Restu Arvi Irkham Syah
Seorang remaja 16 tahun memulai demo, berdiri sendirian, menyuarakan tentang perubahan iklim. Ia berdemo setiap hari Jum’at di depan Parlemen Swedia dan demi itu ia rela membolos sekolah. Greta Thunberg, menuntut agar politisi dunia melakukan lebih banyak aksi tentang lingkungan. Gadis ini sadar akan kerusakan lingkungan dan dampak hal itu terhadap kehidupan manusia. Selama 6 bulan rutin beraksi di depan parlemen, media-media mulai melirik aksinya dan namanya mulai banyak diketahui masyarakat dunia. Aksinya mulai diikuti oleh puluhan ribuan remaja lain di kawasan Eropa.
Sumber: Iberdrola.com
Teorinya, pada awal kehidupan setiap manusia sudah memiliki kecerdasan naturalis ini. Kecerdasan ini cenderung terlihat lebih baik pada masa anak-anak dibanding pada saat kita beranjak dewasa. Ini disebabkan anak-anak lebih bisa menikmati lingkungan sekitarnya sebagai bagian dari proses kehidupannya. Coba ingat kembali saat kita masih anak-anak, kita belum menerima tekanan dari luar diri kita yang menuntut banyak hal. Kita hanya bermain, menikmati kehidupan tanpa beban pikiran. Kecerdasan ini dianggap dapat berubah seiring waktu dan berubahnya kondisi. Namun kecerdasan ini dapat tetap terbawa hingga dewasa bila kita terus mendapat rangsangan dari alam selama hidup kita, misalnya bila kita tinggal dalam budaya agraris, nelayan, dan pemburu yang kehidupan sehari-hari kita sangat ditentukan oleh kondisi alam. Kita merasa alam memberi kita, sehingga kita bergantung pada alam, dan merasa alam menjadi penting bagi kita. Proses ini akan terus memupuk kecerdasan naturalis kita.
Jadi, sebuah kisah luar biasa di atas menjadi contoh nyata saat seseorang benar-benar memiliki kecerdasan naturalis yang baik. Kecerdasan naturalis menjadi salah satu tipe kecerdasan dari delapan tipe kecerdasan yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan sekaligus psikolog Howard Gardner. Kecerdasan naturalis erat kaitannya dengan isu kepedulian lingkungan. Gardner menganggap orang-orang dengan tipe kecerdasan ini mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami lingkungan di sekitarnya. Pada tingkat lebih lanjut mereka akan memahami bagaimana alam dan ekosistem bekerja serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Mengapa tipe kecerdasan ini menjadi sangat penting? Penulis berpikir apabila kecerdasan naturalis ini bisa ditanamkan pada tiap-tiap inidividu manusia, maka kerusakan lingkungan yang terjadi oleh manusia dapat diminimalisir. Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara kecerdasan naturalis ini dengan sikap peduli lingkungan. Hanna Benedicta, melakukan penelitian pada siswa SMPN 7 Lampung pada tahun 2017 tentang hubungan kecerdasan naturalis dengan sikap peduli lingkungan. Hasilnya positif, dengan kesimpulan bahwa jika nilai kecerdasan naturalis meningkat 1 poin, maka sikap peduli lingkungan akan meningkat sebesar 0,72 poin. Tidak hanya itu, penelitian lain dengan subjek siswa sekolah juga menunjukkan hasil yang positif antara kecerdasan naturalis dengan kepeduliaan siswa yang berbanding lurus, artinya semakin tinggi nilai kecerdasan maka semakin tinggi kepedulian siswa terhadap lingkungan.
Lalu, apakah kecerdasan naturalis ini dapat dikembangkan atau ditingkatkan pada diri kita? Seperti halnya ilmu, kecerdasan ini lebih baik jika ditanamkan atau dikembangkan sejak dini. Masa anak-anak lebih mudah untuk menerima ilmu dan pemahaman baru asalkan metode pembelajarannya cocok dan sesuai. Ada berbagai metode yang sudah diteliti untuk dapat mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak. Secara umum metode tersebut membuat anak berinteraksi secara langsung dengan alam.
Mereka berdekatan dengan alam, melihat dan merasakan alam itu sendiri. Mereka menikmati dan akan mencari tahu lebih jauh tentang alam. Kita dapat mengajak anak beraktivitas dengan lingkungan seperti bercocok tanam, wisata alam, bermain pasir, dan aktivitas lainnya yang mendukung kedekatan anak dengan alam. Cobalah ajak anak usia dini di sekitar anda untuk bercocok tanam, bisa anak anda, adik, sepupu, anak tetangga anda, cobalah. Lalu perhatikan, setelah diajak berinteraksi langsung dengan tanaman, anak akan mulai menunjukkan kesenangan pada tanaman. Tahap selanjutnya mereka mulai bisa membedakan bagian tanaman, tentu saja setelah anda memberitahu nama-nama bagian tanaman tersebut terlebih dahulu. Lambat laun mereka akan mampu merawat tanaman, dan mulai senang untuk menanam.
Sumber: www.westsuburbanliving.net
Apabila anda punya waktu luang di hari libur, coba lah ajak anak tadi untuk berwisata alam atau hanya sekedar jalan-jalan di hutan kota. Bunyi dedaunan, suara burung-burung, kemunculan binatang yang tiba-tiba, semua itu akan merangsang keingintahuan anak tentang alam dan menstimulasi kecerdasan naturalisnya. Anak akan belajar mengenai alam di antara alam itu sendiri sehingga pembelajaan dapat dirasakan dan dinikmati oleh anak. Jadi, inti dari semua pembelajaran ini yaitu mengajarkan anak tentang alam, membiarkan anak berinteraksi langsung dengan alam, bantu anak memahami arti alam bagi hidupnya, dan anak akan merasa alam perlu ia jaga dan lindungi.
Mari coba hal lain, ajak anak tadi bermain pasir kali ini, berikan cetakan berbentuk binatang. Ajarkan pula nama-nama dari binatang yang dicetak dengan pasir itu. Hal ini akan menstimulasi kecerdasan naturalnya karena tidak hanya melihat, ia juga merasakan meskipun hanya berupa bentukan pasir. Bisa jadi ia akan membentuk binatang lain dari pasir tanpa cetakan, melainkan hanya dari imajinasinya. Peningkatan kecerdasan naturalis dengan bermain pasir ini dapat mencapai nilai 87% dari nilai awalnya. Artinya, bila kelinci dari pasir dapat meningkatkan kecerdasan naturalis sampai 87%, maka berinteraksi dengan kelinci sungguhan dapat meningkatkan lebih dari itu.
Mungkin sulit untuk mengembangkan tipe kecerdasan ini pada orang-orang dewasa karena banyak tuntutan yang mengalihkan perhatian mereka dari alam, terutama dari arah ekonomi. Aksi seperti ini mungkin bukan untuk tujuan yang singkat dan cepat, namun untuk tujuan yang panjang di masa depan. Mari selalu ingat, jangan biarkan keturunan-keturunan kita, generasi manusia yang selanjutnya, hidup di dunia yang susah untuk bernapas karena oksigen minim, harus berjalan puluhan kilometer hanya untuk mengambil air, bahkan hanya dapat melihat binatang dari foto dan sketsa yang dibuat oleh pendahulunya.
Sumber:
https://www.ft.com/content/4df1b9e6-34fb-11e9-bd3a-8b2a211d90d5
https://www.iberdrola.com/talent/naturalistic-intelligence
Suarca K, Soetjiingsih, Ardjana E. 2005. Kecerdasan majemuk pada anak. Sari Pediatri. 7 (2): 85-92.
Yasbiati, Giartini R, Lutfiana A. 2017. Upaya meningkatkan kecerdasan naturalis melalui kegiatan bercocok tanam di Bambim Al-Abror Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Jurnal PAUD Agapedia. 1 (2): 203-213.
Rahmatunnisa S, Halimah S. 2018. Upaya meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4 – 5 tahun melalui bermain pasir. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 2 (1): 67-82.
Juniarti Y. 2015. Peningkatan kecerdasan naturalis melalui metode kunjungan lapangan (field trip). Jurnal Pendidikan Usia Dini. 9 (2): 267-284.
Simanjuntak HB. 2017. Hubungan antara kecerdasan naturalis dengan sikap peduli lingkungan siswa SMPN 7 Bandar Lampung [skripsi]. Lampung (ID): Universitas Lampung.
Purwono A, Jannah T. 2020. Pengaruh wiyata lingkungan dan kecerdasan naturalis terhadap sikap kepedulian lingkungan bagi siswa MI. Child Education Journal. 2 (1): 1-9.