Beautiful Plants For Your Interior

Hari penuh debar dinanti, dimana hari itu akan diadakan metamorfosa UKF bagi angkatan 9. Hari yang tepatnya tanggal 16 Januari 2012 akan menjadi awal dari perjalanan yang akan di tempuh selama 10 hari. Dari Graha Widya Wisuda (GWW) kami berkumpul dan check up perbekalan yang akan dibawa. Jam 09.30 WIB truk yang ditunggu pun datang. Dengan perbekalan yang sudah mantap dan dikemas dalam tas carrier di masukkan dalam truk. Kami pun langsung angkat naik dalam truk yang sama. Hari yang cerah mengawali perjalanan. Tampak wajah-wajah penuh tawa menghiasi suasana dalam truk. Tiba-tiba suasana digegerkan dengan seorang teman yang merasa mual dan pengen muntah. Untungnya dari pertama sudah siap siaga, kantong kresek pun diluncurkan ke teman tersebut. Tidak disangka sudah menempuh 2 jam perjalanan dan itu masih berada di Sukabumi kota. Sampai di Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sekitar jam 12.30. setelah sampai kami pun istirahat, sholat, makan (ISHOMA).
Dari pihak TNGHS mengadakan breaving (20.00) yang membahas mengenai TNGHS. Dari sejarah terbentuknya TNGHS sampai hewan yang dilindungi dengan populasi yang sedikit pun di paparkan. Kami juga antusias mengajukan pertanyaan kepada pihak balai, yang ternyata pihak balai belum mengetahui kebenaran tersebut. Mengenai pengadaan listrik di perkampungan ‘Kayu dua’. breaving diakhiri dengan lafaz Khamdallah. Dan setelah itu kami tidur menyiapkan tenaga untuk perjalanan malam menuju Citalahab. Jam 23.00 WIB bangun dan mempersiapkan semuanya dan setting carrier ulang. Semuanya sudah siap langsung berbaris dan melakukan pemanasan untuk menghindari cidera. Setelah itu kami berdo’a demi keselematan perjalanan kami. Pas jam 24.00 WIB kami angkat kaki dari balai TNGHS.
Perjalan yang diliputi kegelapan dengan cahaya head lamp terus menerjang meskipun sesekali berhenti untuk beristirahat. Kami pun sampai pada gerbang TNGHS jam 04.10 WIB. Disitulah kami beristirahat untuk menunggu waktu sholat subuh tiba. Sambil tiduran dijalan bersandarkan carrier bag kami melepas semua rasa capek. Sambil menikmati dinginnya udara di pagi hari kami membuat minuman untuk menghangatkan suhu badan yang sudah setimbang dengan linkungan. Setelah semua sholat subuh kami pun lanjutkan perjalanan yang beri tahu kakaknya udah dekat. Semangat perjalanan menyelimuti hawa dingin tubuh kami. Tidak ada rasa capek waktu itu karena aura positiv yang telah masuk. Setelah melihat jam 06.30 WIB ternyata belum sampai juga, rasa lesu mulai datang mengganggu. Tiba-tiba ada keluarga owa (hylobates moloch moloch) di atas pohon. Itu menjadi primata pertama yang kami jumpai ( saya dengan panji). Tidak disangka station resort sudah tampak saya bergegas langsung naik ke panggung dan berjemur. Badan terasa di relaksasi semua menguap, dan disitu terasa sekali capeknya.
Yang saya kira disitu tempat camp, eeehhh ternyata kami belum sampai, dan harus menempuh perjalanan 3 Km. Karna capek yang mendera kami males buat bergegas jalan lagi. Dengan posisi tetap berjemur aku menghiraukan ajakan temen yang keburu untuk berangkat. Setelah ada yang bilang “jika kita jalan siang maka panas akan menyengat” kata-kata yang keluar dari salah satu probosis temen membangkitkan ku dari berjemur dan bersiap jalan kembali. Kami pun melanjutkan perjalanan dan sampai di camp area jam 09.00 WIB. Dengan terik matahari yang menyengat menunggu tenda yang di bawa oleh Sigit (teman satu kelompok). Terik matahari, laper, tidak ada tenaga lengkaplah sudah penderitaan dan alhasil tenda mampu berdiri dengan susah payah.
Tenda berdiri, sembako (logistik) dikeluarkan. ZooNK ternyata tempe yang saya bawa telah berevolusi menjadi tempe bongkrek. Aroma menyengat menebarkan pesona aroma tempe bongkrek di carrier bag saya. Buru-buru semua barang dikeluarkan dan dijemur untuk menghilangkan aroma tersebut. Berhubung lapar logistik yang mendekati kebusukan segera dimasak dan menghiraukan aroma. Saya pun menikmati masakan yang beraroma mantap itu.
Waktu dzuhur telah tiba saya mencari sumber air terdekat untuk mengambil wudlu dan itu ada di belakang camp kami. Setelah sholat gengan rasa capek yang masih mendera teparlah kami dan terbangun jam 17.00 WIB. Breafing pada jam 19.30 setelah sholat isya’. Sharing perjalanan dan membahas kegiatan yang akan dilakukan esok hari yakni pengamatan isi dari breafing.
Hari ketiga, peserta dibangunin jam 04.30 WIB. Langit yang masih gelap membawa suasana tersendiri dengan melaksanakan sholat subuh di alam terbuka. Berbekal makan sereal kami melakukan pengamatan (06.00). saya mendapat bagian di HM 9(sebutan loop trail) baru masuk hutan di sambut dengan great call dari owa (hylobates moloch moloch) dan berbagai kicauan burung. Hari pertama pengamatan yang ditemani oleh kak Irfan. Cuaca berkabut ditambah kanopi hutan lebat burung susah di amati secara langsung, akan tetapi jika sudah mengenal suara dari jenis burung akan lebih mudah karena ada banyak spesies burung dibalik kanopi. Saya pun memutuskan untuk mengamati bagian bawah. Saya pun banyak menemukan fauna yang sedang beraktifitas dari diptera mendapatkan 2 jenis. dari ordo lepidoptera saya menemukan faunis caenes. Odonata yang saya temukan ada yang dari anisoptera dan zigoptera. Fauna yang lain dari antropoda. Dari ortoptera ada tetigonidae. Waktu identifikasi fauna field guide tidak dibawa dan sumber dari internet yang kurang saya agak susah dalam menentukan spesiesnya.
Dilanjutkan dengan pengamatan sore (15.00-17.00 WIB) kali ini saya mendapatkan posisi di HM 13. Suasana sehabis hujan saya hanya mendapatkan 2 fauna yang pertama dari diptera, dan kemudian dari ordo passeriformes yaitu Oreostruthus fuliginosus sekitar jam 16.10 WIB. Oreostruthus fuliginosus sedang beraktivitas mencari makan dari pohon ke pohon.
Acara hari ketiga ditutup dengan breafing menceritakan hasil temuan dan pembelajaran apa yang didapat. Untuk saya sendiri mendapat banyak pengetahuan baru dalam dunia insect. Karena jam 11.00 WIB ada pemaparan mengenai insect meskipun hanya 8 dari 32 ordo yang di jelaskan. Delapan ordo tersebut diantaranya diptera, odonata, lepidoptera, ortoptera, coleoptera, hemyptera, hymnoptera, isoptera.
Hari keempat, seperti pagi sebelumnya dibangunkan jam 04.30 WIB. Jadwal kegiatan hari ini diantaranya ORMED (orientasi medan). ORMED dibagi 2 tempat kelompok 1( tenda 1) ke gunung Kendeng dan kelompok 2( tenda 2 ) ke Cikuda Paeh. Sebelumnya kita mempersiapkan perbekalan dan makan cukup. loop trail yang dilewati kali ini benar-benar menantang dan terjal. Sering kali teman dari anggota kelompok kena jackpot ( sebutan anak UKF ketika jatuh tergelincir ). Dari perjalanan kami banya mengenal jenis tanaman yang dikenalkan oleh guide. Diantaranya yaitu : lencak, Ella, Pacing, Patat, Begonia, Burunungul, Saninten, Cenkidil, aneka Pakis, Honjeu, Talas Cariyang, Randeu, Rotan, Karendong, Bambu, Tangkil hutan, berbagai Anggrek, Kecapi, Rasamala, Kilihur, Pasang. Dari taman tersebut yang bisa dimakan antara lain : Begonia (batang dalam dibawah epidermis), Pakis ( tangkai dan daun yang baru tumbuh ), Honjeu ( buah dan kulit buahnya ), Randeu ( daun untuk obat kencing manis ), Karendong ( buah ), Rebung ( tunas bambu ). Dari situ kami sempat membawa Rebung, Pakis, dan Honjeu sebagai bahan makanan tambahan. Dengan perjalanan yang bisa dibilang harus tahan banting akhirnya terbayarkan ketika melihat curug ( air terjun ) jam 11.30 WIB. Sambil melepas penat mandi dan berceburan di air menjadi luapan rasa senang setelah melihat itu. Pacet yang banyak terdapat di bibir sungai mengakibatkan sebagian anggota terkena hisapan tanpa sadar, akan tetapi itu tidak menjadi penghambat rasa puas untuk mencapai kesana lagi. Mencari tempat sholat yang susah karena tanah tidak rata dengan betu-betuan, kami pun mencari tempat dan hanya ada satu batu besar di tengah sungai. Dengan terpaksa kami sholat bergantian. Sehabis sholat dan makan kami mempersiapkan kembali untuk kembali ke camp. Pukul 12.10 WIB kami angkat kaki melewati jalur yang berbeda dengan yang berangkat. Kali ini medan memotong sungai sebanyak 2kali dan jalur terakhir melewati kebun teh. Sampai di camp jam 14.30 WIB. Rasa capek yang mengendap dikaki terasa hanyut ketika mendi di sungai. Air segar dan bersih seakan merelaksasi dengan aliran yang agak deras. Seperti hari kemarin kegiatan ditutup dengan breafing malam.
Hari kelima yang bertepatan hari Jum’at, diawali dengan kegiatan pengamatan pagi. Seperti biasa berangkat jam 06.00 WIB. Sebelum berangkat untuk memanaskan suhu tubuh kami melakukan straching. Entah hoki atau rugi saya kembali dapat di HM 13. Kayaknya hoki saya mendapati owa (hylobates moloch moloch) ada 3 ekor yang diduga itu keluarga dengan membawa anaknya. Aktivitas mencari makan pada jam 06.48 WIB. Mereka dipohon saninten kebetulan yang sedang berbuah. Tidak lama setelah itu kanopi di hiasi burung Sepah(……) yang menghipnotis pandangan kami. Selain itu juga ada burung Pergam(…..), tipulidae, curculunidae. Tidak terasa kami dijemput untuk kembali ke camp. Setelah itu ada breafing membagi kelompok wawancara yang akan dilakukan setelah sholat Jum’at. Dari jam 09.00-11.00 free, persiapan kaum ikhwan untuk Sholat Jum’at. Dari camp masjid terlihat dekat padahal dari kira-kira jarak mencapai 2 Km. Dengan jalan kaki melewati kebun teh kami berangkat untuk Sholat Jum’at.
Seusai sholat Jum’at kami mendatangi rumah warga untuk sedikit bertanya mengenai Halimun. Kebetulan yang saya tanyai penghuni baru lingkungan tersebut. “saya disini sekitar 6 tahun dan asal saya dari bandung” tutur beliau. Jadi kita mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, karena pengetahuan mereka terhadap lingkungan yang masih awam. Pada waktu breafing semua pendapat/ pernyataan warga sekitar didiskusikan. Disitu terjadi polemik antara pihak TN(taman nasional) dengan warga mengenai listrik yang masuk tanpa ijin. Selain itu dari perusaan Antam, tambang emas yang dari peruhaan tersebut limbah sudah terjaga akan tetapi jika warga yang menambang dan mengolah secara asal-asalan dan limbah dibuang kesungai itu akan berdampak pada ekosistem sekitar. Dari situ kita bisa bercermin yang notabane TN terbaik seIndonesia saja masih seperti itu apa lagi dengan yang lain. Breafing pun ditutup saatnya kami membaringkan badan. Sebelum tidur kami memasak beras untuk bekal yang akan di bawa saat ORMED ke Gunung Kendeng besok.
Pagi menjelang masakan disiapkan untuk bekal. Seperti ORMED sebelumnya tapi kali ini kami lebih banyak membawa bekal air karena medan kali ini jauh dari sumber air. Medan yang tidak begitu terjal akan tetapi terus menanjak. Semakin jauh melangkah suhu semakin rendah, tangan seperti terasa beku. Diawal perjalanan kami tidak sempat mengamati kanan kiri, karena dominan pohon Rasamala(….) dan Rotan. Seperti yang dibilang temen “ketika kalian berfikir sudah hampir sampai padahal kalian masih setengah perjalanan, ketika kalian berfikir sudah setengah perjalanan padahal kalian masih seperempat perjalanan, dan seterusnya”. Ternyata itu yang kami rasakan saat itu. Kami merasa sudah berjalan jauh padahal masih seperempat jam. Jam 11.00 WIB kami sampai di puncaknya. Jauh dari bayangan yang dikira lokasi luas ternyata sempit dan harus berdempet-dempetan. Banyak Kantong Semar yang tumbuh di daerah tersebut. Karena daratan yang tinggi menyebabkan Kantong semar tumbuh dengan baik. Kantung Semar tumbuh diantara tumbuhan Pakis. Selain Kantung Semar anggota kami juga menemukan katak Pohon Emas .Di situ kami makan dan membuat kopi susu hangat. Karena rendahnya suhu memegang minuman panas seperti tidak terasa. Kami pun tidak lupa untuk mengabadikan gambar pemandangan yang luar biasa. Jam 12.10 WIB kami meninggalkan lokasi.
Perjalanan menuju camp di warnai dengan canda tawa, tidak lupa pengamatan terhadap tanaman sekitar. Yang berhasil saya temukan yaitu Kantong Semar, Ramu Giring (sebagai obat sakit pinggang), randeu (daun sebagai obat kencing manis), Pasang Kapas, Cengkidi, Kiterong, Pohon kilihur, Jamur Kebo, Kilehur, Pasang Batarua, akar gantung Kianak, talas Cariang, Cengkidi Arei, Jamur Beas, Pasang Kapas, pohon Burubuai. Selain itu saya juga meliahat ‘koak’ (sarang rayap) yang berada di batang pohon kelihur dan beberapa kali mendengar suara burung Pohpor. Kami kembali ke camp sekitar jam 14.30 WIB.
Hari ketujuh, schedulenya Swa Raptor. Jam 07.30 ada pembekalan Raptor. Disitu kami diberi tahu kebiasaan yang dilakukan Raptor diantaranya swaring(terbang dengan geotermal berputar-putar), flipping(mengepakkan sayap), gliding(meluncur tanpa mengepakkan sayap), umbas(menukik menangkap mangsa). Berangkat Swa Raptor jam 09.00-11.00. ini disebabkansemakin siang semakin panas dan tidak ada tempat berteduh. Faktor itu yang menjadikan kami memilih jam segitu. Disitu saya melihat ada 2 ekor Elang Hitam (ictinaetus malayensis) yang sedang swring di jam 09.40 WIB. Tidak lama ada yang sedang gliding,Elang jawa alias nisaetus bartelsi. Sambil duduk kami menunggu tanda-tanda kedatangan Elang. Hampir ketiduran di tempat salah satu dari anggota memberi tahu jika ada Elang yang sedang swaring. Dan itu ternyata Elang Uar Bido dengan nama latin spilarnis cheela. Terlihat Elang tersebut sedang diganggu 2 burung kecil Srigunting itu yang dapat mengakibatkan Elang kehilangan geotermalnya.
Dimalam harinya kegiatan harpeto fauna. Pencarian fauna dimalam hari dengan berbekal cahaya head lamp kami menelusuri kebun teh berharap mendapatkan ular akan tetapi fauna sedang tidak keluar dikarenakan hujan dan saya sempat menangkap katak fejerfarya cancivorva, dan insect air yang bentuknya menyerupai kalajengking dan fauna ini belum teriden oleh saya.
Hari kedelapan diadakan pikiran semua anggota sudah tidak fokus karena membayangkan untuk pulang. Di hari itu juga diadakan animal race dimana dilombakan siapa yang mendapat fauna terbanyak dan identifikasinya lengkap dialah pemenangnya. Dibagi menjadi enam kelompok. Kamipun mencari dengan semanagat walaupun cuaca gerimis. Great call dari owa sudah ada di sepanjang pagi. Karena keadaan gerimis saya berpindah alih pandangan yang tadinya berharap bisa mengamati burung menjadi ke reptil. Alhasil saya beserta kelompok 2 orang Mita dan Yayuk banyak mendapatkan dari ordo diptera. Jam pengamatan sudah habis kami terpaksa kembali ke camp meskipun belum puas mendapat fauna yang diharapkan.
Kurang kerjaan karena kegiatan telah selesai kami mengadakan lomba masak yang bahan bakunya dari Tut-tut dan nangka muda. Saya yang mulanya tidur dibangunin untuk mencari tut-tut. Saya dan Reza menyisir galangan sawah. Dan kemudian di beri tahu oleh petani di sawah sebelah lebih banyak. Tanpa menghiraukan kami berdua pindah haluan. Sigit yang tepar karena menderita sakit gigi tidak bisa berkutik. Saya dan Reza yang berusaha mencarinya. Sambil berjalan dan mencari Tut-tut saya pun terkaget ketika melihat ekor ular yang panjang. Ternyata tanpa saya sadari persis di sebelah kaki kanan terlihat kepala ular pyton. Reza yang saya panggil untuk membantu menangkap malah kabur menjauh. Ketika itu di belakang saya ada ka Arya yang saya suru untuk memegangkan Tut-tut hasil buruan. Bismillahirrohmanirrohiim saya menangkap kepalanya dan kemudian ada kak bagus yang datang membantu untuk mengangkat Sanca batik tersebut. Setelah dibawa kepinggir divisi Reptil dan ampibi memjelaskan tentang ular tersebut. Bla . . bla.. bla . saya lupa yang dijelaskan.
Suhu semakin dingin dan disponsori angin yang lumayan gedhe saya pun berhenti hunting dan memilih kembali ke tenda untuk minum minuman hangat. Setelah hasil buruan dari tenda 2 dikumpulkan ternyata wow hasilnya tak sebanding dengan masaknya. Masa bodo yang penting sudah usaha mencari, tiba-tiba Empok datang dengan membawa Tut-tut sekantung kresek. Alhamdulillah , ,. Dari lomba masak tersebut tidak percuma karena mendapatkan juara pertama , ,angan-angan dari para peserta pengen cepat pulang padahal sudah susah adaptasi dengan lingkungan situ.
Hari kesembilan telah tiba pikiran pulangpun mendera. Tidak pada sabar ngepack barang yang akan dibawa pulang. Sebelum pulang kami mempersiapkan masakan untuk makan besar di resort station. Sebelum pulang kami mengadakan upacara pembubaran metamorfosa 10. Saya di beri tugas sebagai penyematan metamorfosa. Pengumuman juara raceanimal di bacakan oleh ketua umum UKF dan jatuh dengan atasnama kelompok Panji. Semuanya pun kelar, kami siap beranjak pulang. Rencana kami menginap di resort station sampai jam 23.00 kemudian berangkat dari resort station jam 00.30 WIB. Perjalanan pulang terasa lebih cepat tidak seperti naiknya. Beban carrier yang berkurang menjadikan kami smangat menghadapi jalan pulang. Panji dengan luka dikaki berjalan akhir ditemani sweeper. Berjalan dengan mata tertutup karena ngantuk berat pun dilakukan. Karena tidak ada tempat untuk berstirahat. Perjalanan kami sekarang ditemani angin kencang dan gerimis. Akhirnya kami sampai di cipete jam 04.05 WIB. Saya lantas bongkar carrier untuk mencari baju ganti karena basah. Setelah sholat Subuh saya pun tepar dan bangun jam 06.00. begitu bangun makanan yang saya cari pertama. Perut keruncungan dan masuk angin rasa lapar tidak bisa ditahan. Menghampiri salah satu warung di Cipete langsung pesan mie rebus. Melihat sekeliling ternyata sweeper belum sampai dan ketika di telphon mereka masih sekitar 7Km dari tempat menunggu truk. Sambil makan, ngobrol, bercanda meraka pun datang dan jam menunjukkan pukul 09.20 WIB. Untung mereka telat karena truk juga belum datang. Seperti orang terlantar kami nongkrong di salah satu warung. Dan akhirnya truk datang jam 14.10 WIB. Semua carrier di angkut dalam truk kamipun naik. Sampai GWW jam 17.30WIB.
[button link=”https://www.facebook.com/harbakautsar” type=”icon” icon=”people”] Harba[/button]