SOCIAL CONSERVATION PROGRAM (SCP): UKF IPB Selenggarakan Pendidikan Konservasi untuk Anak-Anak di Kampung Wisata Ciwaluh Desa Wates Jaya, Kabupaten Bogor

Mengenalkan monocular sebagai peralatan untuk mengamati satwa liar. Foto: Amanda/UKF

Minggu, 15 Mei 2022 Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB melaksanakan kegiatan Social Conservation Program (SCP) di RT 03/RW 05 Kampung Wisata Ciwaluh Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Kampung Wisata Ciwaluh merupakan kawasan wisata berbasis alam dengan berbagai macam pilihan destinasi ekowisata, seperti curug, camping ground, dan arum jeram.

SCP merupakan kegiatan sosial lingkungan berkelanjutan yang ditunjukkan sebagai bentuk bakti UKF IPB untuk memasyarakatkan konservasi dengan membantu masyarakat yang berada di dalam ataupun sekitar kawasan wisata berbasis alam (ekowisata). Kegiatan yang dilakukan berupa bakti sosial, pengembangan dan peningkatan potensi daerah tersebut, dan pendidikan konservasi.

Empat kelompok anak-anak dengan hasil karya menggambarnya. Foto: Bayu/UKF

Salah satu bentuk pendekatan program ini adalah menjangkau anak-anak untuk mengenalkan mereka dengan konservasi. Kegiatan pendidikan konservasi memiliki sasaran anak-anak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Materi pendidikan konservasi pertama yang disampaikan adalah mengenai konsep diri, pengenalan mengenai lingkungan, sampah, dan sumberdaya hayati. Selain itu, anak-anak juga diajak untuk menonton film dokumenter pemanfaatan sumberdaya hayati.

Sesi menonton film dokumenter mengenai konservasi owa jawa (Hylobates moloch) dan habitatnya. Foto: Bayu/UKF

Kondisi geografis Desa Wates Jaya yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tidak hanya menguntungkan untuk kawasan Kampung Wisata Ciwaluh, melainkan berbagai komoditas perkebunan dan pertanian.

“Di sini nggak cuman mengandalkan sektor ekowisata aja, dik, kami di sini ada produk kopi khas Ciwaluh juga,” ucap Pak RW setempat.

Pak RW juga menjelaskan potensi kekayaan sumberdaya hayati yang ada di wilayahnya belum diteliti dan dikembangkan secara maksimal. Ia menyebut keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dalam aspek konservasi masih kurang.

Pengelolaan kawasan ekowisata di Kampung  Ciwaluh pertama kali dibuka untuk umum pada 2010. Namun, sejak 2018 dikembangkan dan dikelola oleh kelompok pemuda-pemudi setempat bernama Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS).

“Kami senang dengan kehadiran kakak-kakak dari IPB untuk bisa terlibat dalam membantu dan mengenalkan masyarakat mengenai konservasi dan lingkungan, khususnya anak-anak. Harapan lainnya dengan ilmu yang kakak-kakak dapat di kuliah nantinya dapat membantu permasalahan kampung lainnya yang lebih kompleks,” ucap salah satu pengurus POKDARWIS, Kang Sandi.

Uni Konservasi Fauna

– Selamatkan Fauna Indonesia –

Tinggalkan Balasan