Untuk Nama IPB dan Seisinya
Perubahan lingkungan global kini menjadi tantangan besar yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Isu seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, degradasi lahan, dan polusi sangat memerlukan perhatian, termasuk di Indonesia. Dalam konteks ini, perguruan tinggi berperan penting tidak hanya sebagai pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga sebagai aktor kunci dalam melindungi lingkungan melalui kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Keanekaragaman hayati memiliki peran krusial dalam menjaga kestabilan ekosistem dan menyediakan layanan ekosistem yang vital bagi manusia. Selain meningkatkan ketahanan lingkungan terhadap perubahan, keanekaragaman hayati juga membuka peluang inovasi dan pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor, seperti pertanian, farmasi, dan pariwisata. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan urban, sebagai habitat keanekaragaman hayati, berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Fungsi ekologis RTH, seperti menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen, juga berperan dalam menjaga suhu lingkungan.
Namun, keanekaragaman hayati di kawasan urban menghadapi tantangan besar, seperti hilangnya habitat, fragmentasi lahan, dan polusi. Kampus IPB Dramaga, yang erat kaitannya dengan isu lingkungan, memiliki tanggung jawab besar untuk mengkaji dan merespons perubahan ini. Sebagai institusi pendidikan, kampus ini memiliki RTH yang berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies, namun peran RTH sering kali berbenturan dengan pembangunan infrastruktur.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati dan RTH di Kampus IPB Dramaga, Uni Konservasi Fauna (UKF) sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa di IPB baru-baru ini -tepatnya pada 26 Oktober 2024- mengadakan Webinar Nasional bertajuk “Bagaimana Keanekaragaman Hayati dan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Urban Berkontribusi dalam Mengurangi Dampak Perubahan Iklim? (Studi Kasus: Kampus IPB Dramaga)”. Webinar ini merupakan salah satu rangkaian dari acara “PRAYATNA”. Acara ini didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (KIARA) dalam program Power Green Camp. Kata “Prayatna” yang diambil dari bahasa Sansekerta, berarti upaya atau usaha, mencerminkan komitmen kami untuk melestarikan alam, terutama satwa liar dan habitatnya di Kampus IPB Dramaga.
Webinar ini bertujuan untuk menyoroti potensi luar biasa yang dimiliki Kampus IPB Dramaga dalam hal keanekaragaman hayati dan RTH. Dalam diskusi tersebut, dua pemateri ahli hadir: Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc., yang membahas potensi dan ancaman keanekaragaman hayati, serta Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS, yang menjelaskan kebijakan tata ruang lanskap di kampus.
Ketua Umum UKF, Virdhan Aiman Hadi, mengemukakan tiga isu utama yang perlu perhatian. Pertama, meski Kampus IPB Dramaga telah dideklarasikan sebagai Kampus Biodiversitas dan Green Campus, ancaman kerusakan habitat akibat alih fungsi lahan dan perburuan tetap ada. Kedua, walaupun banyak penelitian menunjukkan dampak negatif pembangunan terhadap keanekaragaman hayati, pengembangan kawasan di kampus harus tetap diimbangi dengan perencanaan yang bijak. Ketiga, kolaborasi dalam menjaga keanekaragaman hayati dan RTH sangat penting, di mana rekomendasi penelitian harus didukung oleh kebijakan konkret.
Dalam pemaparannya, Prof. Ani menjelaskan tentang keanekaragaman spesies di Kampus IPB Dramaga serta potensi penelitian dan ancaman yang harus dihadapi, seperti perburuan. Ia menekankan pentingnya pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap keanekaragaman hayati. Di sisi lain, Dr. Nyoto menyoroti perlunya kebijakan keberlanjutan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam konteks perubahan iklim dan konservasi ekosistem. Melalui berbagai kebijakan, termasuk target Netral Karbon 2030 dan kerjasama dengan Nature Positive Universities Network, kampus berkomitmen untuk konservasi berkelanjutan.
Kebijakan yang diusulkan mencakup perlindungan RTH dan edukasi lingkungan bagi seluruh civitas akademika. Ditekankan bahwa pengelolaan yang baik terhadap keanekaragaman hayati serta pemeliharaan kualitas vegetasi sangat diperlukan. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pemahaman mengenai isu-isu ancaman keanekaragaman hayati, RTH, dan perubahan iklim, tetapi juga memotivasi semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai gerakan demi bumi yang lebih baik. Dengan dukungan seluruh civitas akademika, kita dapat bersama sama menciptakan Kampus IPB Dramaga yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk masa depan.